HPN Ikut Bangun Ciptakan Lapangan Pekerjaan bagi Warga
CIREBON - Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Kabupaten Cirebon ikut membangun menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga. Sebab, jumlah pengangguran di Kabupaten Cirebon cukup mengejutkan. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat menyebutkan, dari jumlah 2.126.000 penduduk Kabupaten Cirebon di tahun 2015, sebanyak 95.559 jiwa di antaranya berstatus pencari kerja. Demikian disampaikan Ketua HPN Kabupaten Cirebon Ade Dahwani kepada Radar Cirebon usai pelantikan dan musyawarah kerja pengurus HPN, Sabtu (24/2). (Baca: Target Cetak Pengusaha Baru Kalangan Nahdliyin) Menurutnya, rapat kerja pertama ini membahas tentang Madrasah Tujar. Artinya, HPN mempunyai peran membangun pengusaha baru yang memiliki keterampilan kewirausahaan. “Ada tiga elemen agar pengusaha baru itu muncul. Yang pertama adalah keterlibatan pengusaha, kemudian yang kedua adalah ulama, dan yang terakhir adalah pemerintah. Tentunya, pengusaha yang akan dilahirkan HPN ini merupakan bisnis secara syariah,” ujar Ade. Menurutnya, saat ini kemakmuran dan kesejahteraan belum dinikmati sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebab, kekuatan ekonomi dan akumulasi kapital terkonsentrasi dan berputar pada segelintir orang yang menguasai korporasi. Padahal Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan agar pembangunan Nasional diarahkan untuk terwujudnya kemakmuran, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. “Kehadiran HPN yang begelut pada kegiatan ekonomi yang dirancang dan dilaksanakan Indonesia harus dapat mengantarkan bangsanya menuju cita-cita itu,” paparnya. Dia menjelaskan, di Kabupaten Cirebon sendiri, potensi ekonomi di berbagai sektor begitu melimpah, baik sektor industri, perdagangan barang, ataupun jasa. Potensi pengembangan di bidang UMKM dan agribisnis juga terbuka lebar. Merujuk pada data BPS Jawa Barat terungkap bahwa luas lahan tidur di Kabupaten Cirebon pada tahun 2015 mencapai 28.325 ha. Jika ditanami jagung saja, dengan rata-rata produksi 5 ton per hektare, maka potensi panen dari lahan tidur itu mencapai 141.625 ton atau 0,74 persen kebutuhan jagung nasional 2017. “Tentu lahan tidur itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai komoditas pertanian, tergantung kebutuhan market di wilayah Cirebon dan sekitarnya,” kata Ade. Dalam hal kekuatan dan kemandirian ekonomi, NU memiliki problem akut yang memerlukan penanganan dan penyelesaian sungguh-sungguh dalam durasi pendek maupun jangka panjang. Akses yang terbuka dan pergaulan yang luas di lingkungan nasional maupun internasional. “Bangunan ekonomi NU akan semakin kokoh jika ditopang kekuatan ekonomi pengurus dan warganya. Karena itu, HPN berikhtiar mendorong kebijakan ekonomi pemerintah agar tetap pro ekonomi kerakyatan,” tukasnya. Sekjen HPN Kabupaten Cirebon, Ade Faisal menambahkan, HPN mendorong ekonomi desa berbasis pertanian sebagai produk andalan. Harapannya, produk pertanian menjadi semakin kompetitif. “Pada saat yang sama negara haru hadir mengatur regulasi yang berpihak pada petani. Dengan demikian, petani akan memiliki daya saing kuat dalam menopang kemandirian ekonominya,” terangnya. Untuk diketahui, HPN merupakan organisasi binaan PBNU dalam mengupayakan pokok program prioritas sesuai amanat muktamar ke-33 NU di Jombang. NU menghendaki percepatan dalam pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, khususnya di kalangan Nahdliyin. Hadir dalam pelantikan HPN Kabupaten Cirebon Ketua Umum PBNU KH Said Aqiel Siraj menyampaikan sambutan. Selain itu, pimpinan HPN pusat dan wilayah juga hadir melantik. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: